Selasa, 01 Januari 2013

Gunung Kelud - Kediri



















Saat ini, Gunung kelud sangat fenomenal dengan kubah baru yang ada dari danau tersebut. Untuk mencapai Gunung kelud, para pengunjung dapat menggunakan sepeda motor dan datang dari arah Kediri ke Wates terus Margomulyo - Bambingan hingga Jurang Gelap atau Gunung Pedot. Dari Jurang Gelap sampai kubah baru Gunung kelud sekitar 2 km dan Anda dapat berjalan kaki. Gunung kelud telah berubah, telah kawah hijau sebelum meledak, tapi hari ini kawah yang indah hilang dan muncul kawah baru yang berbeda dari sebelumnya.

Peningkatan aktivitas Gunung kelud dari langkah awal untuk langkah berikutnya adalah menunjukkan aktivitas fenomenal yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Temperatur air pada tahun 1990 meledak adalah sekitar 400 derajat Celsius, dan dalam kegiatan ini, suhu air meningkat sampai 77,50 Celsius, membuat termometer rusak akibat pemanasan yang tinggi. Gempa bumi juga memiliki tingkat meningkat, baik vulkanik dan gempa tektonik. gempa ini tinggi dibandingkan dengan meledak di 1990. The merokok putih dan hitam yang keluar dari kawah tidak terjadi pada tahun 1990.

Kegiatan puncak Gunung kelud adalah muncul kubah dari danau kawah pada tanggal 5 November 2007 dengan diameter 100 meter dan 20 meter tinggi dari air kawah. Hari ini, Kubah Lava masih tumbuh perlahan-lahan hingga ketinggian 200 meter dan melebar ke sisi barat daya dari luas danau kawah.

Asap putih dan hitam pertama terdeteksi pada November 4, 2007. Pada saat itu adalah 200 meter ketinggian dan hari ini angin telah meniup mereka ke sisi selatan. Asap putih keluar dari kubah dan pukulan ke udara sampai ketinggian 1,000 meter.

Jika ini benar-benar akhir Gunung kelud dan status normal, dengan kondisi Gunung kelud saat ini, maka Gunung kelud memiliki wajah baru. Dengan yang Dome yang berasal dari kawah, kelud Gunung yang lebih indah dari sebelumnya, tambahkan dengan yang lain fenomenal yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Gunung kelud perubahan dengan perusahaan Dome baru sangat menarik bagi pengunjung. Para pengunjung dapat melihat dan menikmati kubah baru jika kondisi ini benar-benar aman untuk dikunjungi. Dome ini nampaknya anak Gunung kelud's. Tidak ada kawah-danau atau air hijau di Gunung kelud, tapi baru menyajikan kelud kubah baru. Fantastis dan panorama alam penasaran.


SLG (Simpang Lima Gumul), Megaproyek Kawasan CBD Baru Kabupaten Kediri





SLG (Simpang Lima Gumul) Kediri menjadi titik tengah kawasan seluas sekitar 13 ha yang dijadikan bupati Kediri saat itu, Sutrisno, sebagai Pusat Kawasan Bisnis atau populer disebut Central Business District (CBD) Kabupaten Kediri. CBD dengan SLG Kediri sebagai ikonnya adalah megaproyek prestisus. Sebagai pusat bisnis, kawasan tersebut memiliki konsep awal dengan pembangunan pusat pertokoan modern, mal, hotel berbintang, wisata kuliner dan rekreasi, hingga terminal. 

Rencana Kabupaten Kediri untuk membangun dan mengembangkan kota mandiri di Simpang Lima Gumul (SLG) masih membutuhkan proses yang panjang. Pasalnya, total kebutuhan investasi yang dibutuhkan untuk merealisasikannya mencapai Rp1 triliun lebih. Saat ini perencanaan pembangunan kota baru di SLG sedang dilakukan, dan disana akan dijadikan sebuah kota mandiri dengan berbagai fasilitas yang dapat memacu perkembangan di sana terutama pada sektor ekonomi seperti pusat grosir, water park, dan juga perhotelan.

Menurut Imadudin, Kasi Promosi dan Kerjasama Kantor Penanaman Modal Kabupaten Kediri, untuk merealisasikan mega proyek seluas 37 hektar tersebut dibutuhkan investasi sebesar Rp 1 triliun lebih. Untuk itu, lanjutnya, pihak Pemkab Kediri mengundang investor dalam negeri khususnya yang ada di Surabaya untuk berinvestasi di sana. "Kami melihat, potensi Kediri cukup besar untuk dikembangkan. Dan di Surabaya ini sangat banyak pengusaha besar yang mungkin mau berinvestasi di sana," harapnya.

Sejauh ini, fasilitas yang sudah terbangun di sana adalah monumen SLG, infrastruktur dasar seperti akses jalan, pasar dan perbankan. Pemerintah Kabupaten Kediri juga segera mendirikan tempat hiburan air atau water park dan pusat perbelanjaan di kawasan monumen Simpang Lima Gumul (SLG). Pembangunan kawasan wisata yang akan dimulai tahun ini tersebut menelan biaya Rp 100 miliar.

Bupati Kediri, Sutrisno mengatakan pembangunan water park dan pusat perbelanjaan ini merupakan salah satu upaya untuk mempercepat pertumbuhan kawasan SLG agar tidak terlihat mangkrak. Sebab, sejak dimulai pembangunannya pada tahun 2003 silam, hingga kini kawasan tersebut belum berfungsi sama sekali sesuai peruntukannya. “Tahun ini juga pembangunan itu dimulai,” kata Sutrisno kepada Tempo, Jumat (8/1). 

Sumber pembiayaan pembangunan tersebut tidak akan menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Kediri. Hal ini dikarenakan telah adanya tawaran kerjasama dari konsorsium pengusaha yang bersedia mengucurkan dana Rp 100 miliar. 
Sementara untuk pembangunan fasilitas lainnya seperti trade center atau mall dan hotel masih diusahakan. Keinginan membangun trade center tersebut diyakini bisa memperpendek jarak ke pusat grosir. Pasalnya, tempat tersebut akan dirancang sebagai pusat grosir untuk wilayah Kediri dan sekitarnya. Dengan pembangunan SLG ini, diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kediri dari 4% di tahun ini menjadi 5%. Sebab disini pasti ada multiplier effect nantinya.

Kawasan itu dibangun dengan sistem multiyears atau tahunan, sejak 2003 dan hingga kini masih berjalan. Total dana yang sudah dikeluarkan untuk proyek menara itu sudah mencapai Rp300 miliar. 

Menurut pemikiran saya sudah seharusnya kerjasama dengan para investor dilakukan sejak dulu supaya dapat mengurangi beban keuangan daerah dan pengembangan serta pembangunan kawasan CBD SLG tidak mangkrak. Namun demikian, sebaiknya pembangunan dan pengembangan dari proyek ini diawasi dengan ketat agar tidak terjadi kebocoran dana yang dapat merugikan pemerintah. Serta pembiayaan yang ada seharusnya dapat dilakukan dengan transparan sehingga tidak menimbulkan beberapa kecurigaan dari beberapa pihak yang nantinya juga dapat menghambat pembangunan serta pengembangan kawasan CBD SLG. Dan dengan pengembangan yang dilakukan dengan bantuan pihak swasta, diharapkan pembangunan proyek ini dapat berkembang ke arah yang lebih baik, tidak “asal jadi”. Da dengan suksesnya megaproyek SLG ini nanti, roda ekonomi yang ada di kawasan tersebut  akan dapat terpacu dengan adanya CBD tersebut dan SLG benar-benar bisa menjadi ikon baru Kabupaten Kediri.

Tujuan yang belum tercapia (Air Terjun Parijotho di Kediri)


Air Terjun Parijotho Wisata Alam Baru Di Kediri

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri kini memiliki satu obyek wisata baru. Air Terjun Parijotho, di Desa Pamongan, Kecamatan Mojo. Lokasi Air terjun bersap tiga ini pertama kali ditemukan seorang warga yang hendak ke hutan di Desa setempat.Warga sangat antusias sekali membuka akses jalan masuk ke lokasi. Mereka bekerja dengan bersama-sama untuk membuka akses jalan menuju lokasi wisata alam ini.
Air Terjun Parijoto benar-benar luar biasa, ketinggian masing-masing sap 40 meter. Lokasinya berada di sebelah selatan Air Terjun Dolo. Kini, tim dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri masih melakukan survey. Ini adalah objek wisata alam baru, dan dapat menambah koleksi tujuan wisata Kabupaten Kediri.
Air Terjun Parijotho dapat diakses melalui Jalan Raya Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Falah, Desa Ploso, Kecamatan Mojo. Lokasinya berada di sebelah barat pondok dengan jarak tempuh 12 kilometer.
Dari arah barat kota Kediri, air terjun Parijotho, berjarak kurang lebih 25 kilometer. Karena baru ditemukan, kendaraan roda empat baru bisa masuk sampai dengan jarak 3 kilometer. Kemudian, pengunjung dapat menuju ke lokasi naik sepeda motor, sampai jarak 2 kilometer. Selanjutnya ditempuh jalan kaki.
Dengan ditemukannya Air Terjun Parijotho, penikmat wisata alam bisa memiliki alternatif baru dari Air Terjun Dolo dan Ironggolo yang terletak di Dusun Besuki, Desa Jugo, Kecamatan Mojo.

Air Terjun Parijotho
Ryan dan Huda ( 25 maret 2011)
ini adalah kisah yang baru saja saya alami bersama teman saya yang bernama Huda. jam menunjukan pukul 09.00 saya berangkat besama huda ke air terjun parijotho di kabupaten kediri. berdasarkan informasi yang saya dapat bahwa air terjun parijotho ini sangat indah dan bagus. maka dari itu saya mencoba untuk kesana.pada jam 10 saya sudah pada ujung jalan yang bisa kami lalui dengan motor. pada waktu itu kami berdua bingung mau dilanjutkan apa tidak ke air terjunnya karena cuaca sangat mendung sekali. sambil bertanya - tanya warga yang ada di kebun sawahnya. kata mereka jarak dari tempat saya berada sekarang ini kurang lebih lima km. kami  memutuskan untuk melanjutkan perjalan kesana dan montor saya parkirkan di jalan tersebut. kami terus berjalan menyusuri jalan setapak yang sangat licin mungkin karena tanah merah yang kena aiar hujan menjadi becek dan licin. kami terus menyusuri jalan yang ada sesuai petunjuk arah. tidak terasa hujan pun turun dan kami belum sampai pada tempat yang kami tuju. kami berdua terus berjalan dan hujan pun semakin deras. tidak terasa kami sudah berjalan selama 2 jam. karena cuaca yang tidak mendung dan kami sorenya harus kerja kami berdua memutuskan kembali lagi dengan berat hati. meskipun belum sampe pada tempat tujuan kami merasa puas karena warga sekitar sana hanya sebagian kecil yang mengetahunya dan banyak yang belum pernah jalan sejauh kami. kami berdua akan mencoba kesana kembali di lain waktu. pada waktu perjalan pulang kami tidak merasa kalau kami kami berdua berdarah di antara kaki bagian betis ke bawah. kami berdua pun kaget karena tidak merasa terkena benda tajam, setelah kami berdua priksa ternyata kami kami berdua di gigit lintah. Dikedua kakinya huda ada sekitar 3 Lintah kecil yang sedang asyik mengigit dan menghisap darah sedangkan di kaki saya ada 4 lintah. kami pulang sangat kerepatan karena jalan yang tadi kami lewati kayak sungai yang mengalir karena licin dan berlumpur kami sering jatuh. Dan montor saya tidak bisa di naiki karena faktor jalan yang sangat sulit. kami berdua sangat puas meskipun belum sampai tujuan. kami senang dan puas karena pemandanganny sangat alami dan masih terjaga hutannya. kami berdua belum bisa puas sampai disini saja sebelum kami mengatahui senderi air terjun parijotho sersebut. kami pasti akan mencoba kesana kembali di kemudian waktu dan cuac yang mendukung.